Pelajar NU Sukorejo perkuat Kaderisasi
Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kecamatan
Sukorejo Kabupaten Kendal bertekad untuk memerangi kenakalan dan memperkuat
kaderisasi di kalangan pelajar dan santri di wilayah Sukorejo. Hal ini di
ungkapkan Ketua IPNU Sukorejo, Budi Irwanto saat menghadiri kegiatan Turba
(turun ke bawah) ranting Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo di TPQ Uswatun
Khasanah, Sabtu (12/12).
Kegiatan
yang rutin diadakan setiap minggu dengan terjadwal ini dihadiri oleh puluhan
calon kader IPNU-IPPNU desa Sukorejo dan beberapa pengurus PAC IPNU-IPPNU
Sukorejo, di antaranya Ketua dan Sekretaris IPNU serta wakil Sekretaris IPPNU.
Pelajar
sekarang, menurut Budi, masih banyak yang terpengaruh lingkungan dan pergaulan
negatif, sehingga banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang kurang
bermanfaat.
“Masa
ramaja (pelajar) merupakan masa keemasan, harusnya bisa dimanfaatkan dengan
hal-hal yang positif.” Ujar Budi.
Kalangan
pelajar, lanjut Budi, harusnya berpikir agar bisa berprestasi dan membanggakan
orang tua serta sekolah. Namun kenyataannya banyak pelajar yang justru merasa
bangga apabila memiliki gadget yang bagus dan terlena dengan kemajuan teknologi,
ketimbang harus memikirkan prestasi. Apalagi dengan kemunculan sosial media,
yang menjadi sebuah keharusan untuk ‘selfie’
dan update status sehingga menambah rasa malas untuk belajar.
“Kita
berusaha menularkan hal-hal positif dan bermanfaat melalui organisasi dengan menggandeng
sebanyak-banyaknya para pelajar. Karena kita yakin masih ada anak-anak yang
baik dan berprestasi dikalangan Nahdliyin.” Tandas Alumni STAINU Temanggung
ini.
Para
pelajar dan santri, khususnya di kalangan Nahdliyin, merupakan sasaran yang
harus digali guna menumbuhkan kader-kader yang berkompeten untuk membangun
IPNU-IPPNU ke depan. Tidak sedikit tokoh-tokoh besar di Sukorejo dan Kabupaten
Kendal lahir dari IPNU-IPPNU.
“Kita
satukan tekad untuk tetap mengawal kaderisasi di kalangan pelajar dan santri.
Tokoh besar yang ada di pemerintahan maupun kalangan pengusaha banyak yang
lahir dari IPNU-IPPNU.” Tandas Budi.
Budi
menambahkan, kaderisasi di IPNU-IPPNU terdiri dari Kaderisasi formal, informal
dan non-formal, jadi pendekatan masing-masing ranting dan komisariat pun
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Dia mencontohkan, ranting Ngadiwarno
dengan ranting Sukorejo akan sangat berbeda cara pendekatannya karena kultur
dan karakteristik wilayahnya berbeda.
“Jangan
samakan ranting satu dengan ranting lainnya. Petakan dulu wilayah yang akan
kita sentuh suapaya tidak mati ditengah jalan.” Tutup Budi.
Hal
senada disampaikan Sukron, sekretaris IPNU Sukorejo. Menurutnya, pelajar dan
santri merupakan tonggak pondasi ke depan Organisasi yang ada di Nahdlatul
Ulama. Tanpa kemunculan kader dari IPNU-IPPNU, organisasi di atasnya akan
timpang akibat kekurangan kader.
“Jangan
remehkan kaderisasi di IPNU-IPPNU, karena semua kader di atasnya berawal dari
IPNU dan IPPNU.” Ujarnya.
IPNU-IPPNU,
lanjut dia, masih sangat kental menjunjung sikap kekeluargaan dalam hal apapun.
Khususnya dalam bidang kaderisasi yang mengutamakan keterbukaan tanpa paksaan
sedikitpun.
“Organisasi
di Nahdlatul Ulama khususnya IPNU-IPPNU itu mengutamakan asas kekeluargaan.
Oleh sebab itu kita upayakan pendekatan kepada calon kader secara kekeluargaan
pula.” Tandas Alumni Pondok Pesantren Darul Amanah ini.
Di
Sukorejo sendiri, ada lebih dari 10 lembaga pendidikan SMP dan SMA sederajat
yang berdiri baik negeri maupun swasta. Adapun LP Ma’arif sudah mendirikan
empat sekolah yang terdiri dari 1 (satu) MANU, 2 (dua) MTs NU dan 1 (satu) SMP
NU.
Post a Comment